Tuesday, July 5, 2016

Our Story...


Rasanya gak kerasa ya kalau hubungan kami akan berlanjut pada jenjang yang lebih lanjut.. Seperti baru aja kemarin kami kenalan, jadian, dan betul-betul saling mengenal satu sama lain. Awal Perkenalan kami dimulai sejak tahun 2006. Waktu yang amat sangat lama dan kami kembali kontak pada tahun 2013.. Pertama perkenalan kami saat kami masih duduk di bangku kuliah. Tidak ada yang menyangka atau bermimpi apapun. Kami hanya menjalani aktivitas sebagai mahasiswa-mahasiswa. Dia yang aktif di BEM fakultasnya dan aku aktif di BEM fakultasku sendiri, hingga suatu hari Kegiatan kami berlangsung pada waktu yang bersamaan, sehingga banyak koordinasi yang harus dilakukan oleh kami. Awal pertemuan dan perkenalan itu bukanlah hal yang menyenangkan awalnya. Si cowok yang selalu dingin dan judes dengan tanggapan yang sinis juga. Tapi koordinasi harus tetap dilakukan. Setelah kegiatan kami masing-masing berakhir dengan lancar, pada akhirnya kami sering berkomunikasi melalui Handphone, meet-up. Waktu itu jaman provider Esia yang menyediakan telpon murah berjam-jam. Telponan kami berlanjut pada meet-up setiap hari sabtu sore untuk berangkat Gereja bersama. Kami selalu pergi ke Gereja berjalan kaki dari kostku sampai ke Gereja, cukup menyenangkan pada saat itu.. Kami bisa sambil berbincang dan bercanda. Kami pun beberapa kali keluar bersama untuk makan di daerah kost maupun ke mall.

Namun itu semua berlangsung kurang-lebih 6 bulan hingga akhirnya kami berpisah jauh dan tidak pernah kontak lagi hingga akhirnya kami punya pasangan masing-masing. Padahal cukup banyak yang Dia mau lakukan seperti mengenalkanku pada orangtuanya, mengajak aku pergi bersama orangtuanya, namun itu semua belum terjadi hingga perpisahanan kami. Setelah itu aku sering bertemu dia dengan pasangannya pergi ke Gereja bareng dan bertemu di kampus. Tapi semua itu berlalu begitu saja hingga akhirnya periode Facebook muncul. Akhirnya kami bertemu lagi dan sempat saling memberikan pesan untuk bertukar pin BB dan no hp. Hanya sebatas itu, selanjutnya tidak ada yang memulai menghubungi satu sama lainnya.
Hingga suatu saat kami mulai berkomunikasi singkat seperti menanyakan kabar dan dia bilang kalau dia akan melanjutkan sekolah spesialis bedah ke Jerman. Hehe.. jauh yaaa.. kalau aku sih gak ngarep-ngarep ke Jerman, keterima di Jakarta aja udah syukurr.. hahaha.. 

Tahun 2009 aku mulai memasuki dunia S2 Profesi dan beberapa kali aku masih berpapasan dengan dia di Kampus. Akhirnya kami sempat berkomunikasi melalui BBM, dia menanyakan apa kegiatanku di Kampus. Aku ceritain kalau aku sedang ambil S2 Profesi. Akhirnya komunikasi kami hanya sepotong-sepotong dan beberapa kali menggunakan media twitter untuk saling me-tweet. Pada tahun 2011 aku tahu kalau di tugas ke Jawa tengah dari twitternya, sering posting tugas PTT di kota kecil, Gombong.. Okey itu memang kota kecil. Tapi aku udah pernah dengar kota tersebut sebelumnya karena Kakak kelas di Kost ku ada yang berasal dari Gombong, tidak terlalu kaget tentunya. J
Awal 2013, papaku meninggal, aku pasang status BBM aku dengan RIP Dad.. Dia langsung merespon dengan cepat menanyakan kabarku, kenapa papaku meninggal, dan mengucapkan bela sungkawa dan permohonan maaf dia tidak bisa ke Bogor. Tentunya bukan harapan besar untukku, karena posisi dia sendiri ada di Gombong dan aku bukan bagian penting dari kehidupannya. Dari situ dia mulai berkomunikasi secara intens beberapa kali hingga akhirnya aku mulai masuk kerja di Surya University. April 2013, dia semakin intens menghubungi aku untuk bercerita, curhat dan ngobrol masalahnya dengan mantannya yang terakhir, mereka gagal struggle dengan LDR. Sampai pas Mei 2013, aku dikirim ke Papua, Dia liat status BBMku dan langsung berusaha mengkontak aku, walaupun signal sulit dan hanya bisa mendapat signal saat diluar hotel, maka aku baru membalasnya malam hari saat rombongan kami makan malam. Inilah awal perhatian dia sama aku. Dia cemas aku berada di Papua dan mengingatkan aku terus untuk minum Resocin (salah satu obat malaria). Beberapa kali pun ia berusaha meraih ku dengan pesan yang dikirim melalui BBM, namum karena terbatasnya koneksi handphone, makan aku pun tidak bisa menghabarinya setiap kali.

Saat aku transit satu malam di Biak, aku mendapat hotel yang cukup mewah dan kemudian aku mendapatkan koneksi baik untuk wifi dan signal handphone. Aku kirimkan salah satu hasil jepretan ku di pada saat di suatu pulau di Papua. Dari situlah intensitas kami terus berlanjut.. Hingga akhirnya banyak pesan-pesan manis yang masuk ke BBM ku hampir tiap hari. Perhatian dan semangat yang terus dia berikan kepadaku akhirnya membawanya mengungkapkan apa yang dia masih rasakan sama aku. Tentunya bukan hal yang sulit seperti mengenal satu sama lain dari awal. Karena awalnya kami memang sudah pernah kenal. Ada perubahan dari dirinya, dia lebih sering bercanda dan tertawa, tidak seperti dulu yang masih kaku dan dingin. Tata bahasanya berubah dan tampak lebih bijak dalam berbicara, aku rasa karena beban profesi yang ia pegang juga, sehingga menuntutnya berubah menjadi lebih baik dari dulu.

Waktu terus bergulir walaupun bisa dikatakan pendekatan kami ini sangat amat singkat hingga aku jadian dengan dia. Hingga pada bulan Juli 2013, dia memutuskan diri untuk pulang ke Jakarta untuk bertemu dengan aku dan memastikan perasaannya padaku. Walaupun dia sudah pernah bilang di telpon bahwa sekali dia memutuskan diri untuk bersama dengan orang yang ia pilih berarti sudah seterusnya dia akan serius, tapi untuk aku, bukan hal mudah saat kami hanya terus menerus berkomunikasi lewat telpon apalagi kalau memulai suatu hubungan tidak melihat mukanya langsung.. Tentunya tidak ada di kamus kehidupanku.. hahaha.. Finally, setelah 2x dia mengutarakan perasaaanya kepadaku di bulan Mei dan Juni, dan masih terus aku pending jawabannya karena aku ingin langsung bertemu dengan dia terlebih dahulu. Karena awalnya aku takut kami masih dibayangi oleh pelarian dari mantan kami masing-masing. Dan tanggal 25 Juli 2013 kami akhirnya berkomitmen dengan meneguhkan hubungan kami lebih serius. Tentunya sekarang lebih serius dan fokus pada masa depan kami nantinya.


Akhirnya merasakan pacaran ala LDR.. Jakarta-Gombong. Tentunya sama seperti hubungan pacaran dengan yang lain, ada berantem, ada mesra, ada nangis-nangis kangen. Tapi itulah suatu bumbu pacaran. Banyak hal yang kita lalui bersama.. dari masalah menghadapi sikap dan sifat buruk dan baik masing-masing, beradaptasi dengan pola beban profesi yang dianut. Tentunya profesi Dia lebih berat dari aku. Walaupun sama-sama bisa dituntut hukum tapi mungkin aku masih belum 100% terjun pada profesiku untuk bekerja mandiri. Dari situ akhirnya tercetus lah Medical - Psychological Philosophy by Us, 2013 : “if a doctor need a life safer, there will be a psychologist beside him for safe his life and if a psychologist need a self healer there will be a doctor will heal her...”
Beban profesi kami yang sangat berat yang masih saling mengandalkan satu sama lain. Harapan kami adalah kami dapat saling melengkapi.


Kami jalani hari-hari kami dengan komunikasi melalui smartphone, webcam atau apapun yang tetap menjaga komunikasi kami berdua. Pada bulan Oktober 2013, aku mengadakan kunjungan ke Gombong untuk melihat situasi Gombong dan  sekaligus jalan-jalan. Ini pertama kalinya aku naik kereta sendirian dari Jakarta melalui Jalur Selatan, pemandangan ternyata memang seindah yang banyak orang ceritakan, jalur kereta yang berkelok-kelok dan memotong bukit tentunya menjadi teman seperjalanan walaupun saat itu tampak sedikit kering. Akhirnya setelah kurang lebih 4 bulan kami pacaran, orang tuanya meminta berkenalan denganku. Baiklah, semoga menjadi suatu pintu gerbang yang baik. Ya, kami tetap berlanjut dan mulai memikirkan masa depan.

Sampai di tahun 2014, Dia sempat menawarkanku untuk ikut bekerja di Gombong sebagai HRD. Tentunya dilema besar untukku tapi memang sudah sangat sulit jika kami mau meniti masa depan bersama namun tidak pernah mengetahui keseharian yang nyata. Dan mamaku diberitahu oleh dia tentang rencananya mengajak aku ke Gombong tentunya di sambut perasaan dilematis juga oleh mamaku. Dia pun pamit ijin pada orangtuanya. Akhirnya aku mencoba memasukkan lamaran pada bulan Agustus 2014. Dan lamaranku di proses pada bulan Oktober 2014 hanya sekadar panggilan untuk wawancara, mamaku masih ikut mengantarku, yah dapat dipahami orangtua yang punya anak cewek bontot satu-satunya. Dan aku diminta kembali datang pada bulan November 2014. Ya, tentunya waktu yang cukup singkat untuk mempersiapkan segala hal. Dan cusss! Here i Come to Gombong..... kali ini mamaku gak ikut lagi. Karena dirasa sudah pernah melihat secara langsung bagaimana kota Gombong itu.


Mei 2015, akhirnya aku dilamar resmi oleh keluarganya. Baiklah statusku berubah menjadi tunangan. Dan segera ditentukan tanggal pernikahanku di bulan Mei 2016. Hmm.. Cukup lama tampaknya tapiii saat dijalani ini sangat mepet dengan kondisi kami yang diluar kota. Yep! Seperti pasangan pada umumnya, stressor dalam persiapan cukup tinggi, dimana kami punya keinginan masing-masing, ortu juga punya mimpi mereka sendiri, kami harus bisa meletakan pemikiran kami agar terjadi win-win solution. Kami mencari vendor by searching internet dari berbagai layanan jasa wedding, input dari teman, saudara ataupun pengalaman orang. Apapun kami usahakan sebaik mungkin.
Dannn... a year past!
April 2016, aku mulai cuti diluar tanggungan untuk mempersiapkan hari spesialku. Ritual Sangjitan, Midodareni aku lewati semua hingga pesta pernikahan di Bogor dan Jakarta yang amat menguras tenaga (cerita ini akan dibahas di posting lain). Dan... enggg inggg engg! My new status Married to Nikolas Edwin. Wow!! Its just like a dream come true.. And now i must struggle with a new life with a new status...
See you in the others post.. Enjoy...


-MelodyCathz-

Yearly past... :)

Hi there...!! Finally disempetin dan dipaksa buat nulis lagi.. Kalau gak dipaksa kayaknya gak bakalan bisa sempet dan niat untuk posting tulisan lagi.. hehehe...

Saat ini, banyak perubahan paska 1 tahun lalu nulis di blog.. Perubahan yang signifikan adalah status.. I'm already married now.. hehehe Status sudah berubah menjadi seorang istri.. Rasanya canggung saat mengenalkan diri sebagai status menikah.. Tapi inilah tahapan perkembangan yang pada manusia yang harus dilewati. Next story bakal lebih di ceritain gimana persiapan sampai akhirnya awal permulaan kehidupan sebagai suami-istri  :D

See you on next post....

-MelodyCathz-

Tuesday, April 14, 2015

Almost A Year...

Wow!! Hii there!! Almost a year I never wrote any story in this blog.. A lot of great experience I get in this passed year..

Waktu bener-bener gak kerasa dan berlalu begituuuuuu cepat.. Yah! Sangattt cepat.. Rasanya kemarin baru saja aku masih menuliskan angka 2014 saat ini sudah menuliskan angka 2015 di setiap notes yang aku buat. Passion menulisku mendadak menurun, mungkin karena terlalu banyak kejadian yang normal-normal saja, sehingga sepanjang 2014 lalu, tidak banyak yang aku tulis. Let me start with a new story of my new working life at new place and some paradise a like I capture with my lovely canniee.. :D

Let the story begin!! *Cring*

-MelodyPiano-

Birthday Reflection..

14 April 2015 - menit-menit menuju hari ulang tahunku

2 tahun kepergian papaku.. Sudah 3 kali ulang tahunku terlewati tanpa papaku. Sedih?? Of Course YES! Bulan April adalah bulan kami ulangtahun dengan selisih 10 hari. Seandainya papa masih ada, kemarin dirayakan tepat pada hari raya paskah. Tentunya menjadi moment yang berharga, walaupun mungkin terdengar biasa untuk mereka yang berulang tahun di bulan Maret / April. :D

Yep! Tahun 2013, aku merayakan ultah di kost Serpong dan masih berada di kamar kurcaci. Kamar pojokan dengan ranjang diatas lemari & meja belajar. hahaha! Ultah pertama dimana papa sudah gak ada. Memasuki ultah di tahun 2014, aku memulai dengan merefleksikan kembali apa yang sudah kulakukan sepanjang 1 tahun lalu (ada di blog sebelumnya). Terasa sekali saat kami makan-makan bersama keluarga, rasanya selalu ada yang kurang, tak lain lagi papaku. Beruntungnya pada ultahn tahun 2014 ini, ada seseorang yang mengisi liburan ultahku dengan mentraktir aku jalan-jalan ke Jungle Land. Such a Fun things!!

Menginjak kaki di usia 28 tahun lalu, membuatku sadar bukan lagi pesta yang aku inginkan, tp aktualisasi diri ku sendiri terhadap kehidupanku, pekerjaanku, dan tentunya untuk sang pencipta..
Menit-menit akhir di usia 28 tahun ini, aku berada jauh dari rumahku, keluargaku dan ini baru pertama kalinya aku merayakannya dengan beda jarak kurang lebih 500km :( Sedih.. tapi aku gunakan waktu ini sebaik mungkin untuk merenungi kembali dan membuat strategi baru untuk lebih baik dalam menjalani sisa usia kepada 2 ini.. Sebelum tahun depan aku harus menginjakan kaki di usia kepala 3. :) :)

Goodbye soon 28 years old and welcome, 29.. Be Great, Be Nice, Be Strong!! Be a great Woman!! Bless me , God..

MelodyCathz


Tuesday, May 20, 2014

Life transformation in God


Akhirnya hati tergugah untuk mengupload dan sharing mengenai perkembangan iman dari nol hingga meningkat layaknya seseorang sedang menaiki anak tangga. Awalnya aneh saat ingin mencoba menuliskan pengalaman rohani yang mungkin tidak banyak orang tertarik membaca, walaupun tentunya ada satu atau dua orang yang diselamatkan dengan membaca cerita ini. Kisah yang aku alami mungkin bukan kisah dashyat seperti orang2 lain, kisah yang mungkin biasa tapi mengubah 100% kehidupanku. Dan membuat aku yakin juga Yesus ini selalu ada beserta kita. Setelah pembelajaran dari lokakarya yang diadakan pada KONVENDA IX di Cimacan, Puncak dengan pemateri Brother Jungky Junanto. Thanks for ko Jungky yang uda memberikan materi "Kamu dan Saya dalam Kasih-Nya" Quote yang aku ambil adalah Masing-masing anggota bertumbuh kesegala arah, tidak hanya dalam rohani tapi juga dalam aspek kehidupan sehari-hari (karier, pekerjaan, jodoh, keluarga, dsb)”. Pada sharing kali ini aku mau berbagi tentang kebaikan Tuhan dalam memberikan berkat pada perkejaanku. 
Setiap orang sering mengalami masa2 dimana kita merasa Tuhan itu gak pernah ada disaat susah, sehingga mempertanyakan “Tuhan itu kemana sihh? Tuhan tuh ada gak sih? Tuhan itu katanya gak pernah memberi cobaan lebih dari kemampuan kita, Mana buktinya?” hal ini pasti pernah terjadi pada setiap orang secara gak sadar. Sama! Aku pernah mengalami hal ini, membuat aku akhirnya menjadikan gereja hari minggu adalah kewajiban yang harus dijalankan, bukan kebutuhan untuk mengisi rohani. Lama-lama semua terasa kosong. Terlebih saat masa-masa aku kuliah di S1, rasanya ke gereja itu karena takut dimarahin mama, takut ntar dapat bencana dari Tuhan. Akhirnya ke gereja menjadi suatu paksaan. Berdoa pun hanya sekadar mengucap terimakasih dan meminta sesuatu. Tentunya permintaanlah yang paling banyak. :D Saat-saat itu pun mulai ditawarkan untuk mengikuti kegiatan rohani namun melihat para aktivis yang merokok, minum-minum, akhirnya males untuk bergabung dan semakin mempertanyakan Tuhan. Kenapa Tuhan mengijinkan orang-orang yang berlabel “aktivis rohani” tapi malah merusak badannya sendiri. Kekosongan dalam rohani aku rasakan hingga studiku berlanjut ke S2. Hal sama pun terulang, merasa kewajiban menjalani agama yang orang tua turunkan melalui sakramen baptis dari aku masih kecil. Mamaku sempat mengajak aku mengikuti acara karismatik dan aku tidak bisa enjoy mengikutinya, malas, dan merasa sangat berisik.
Hingga suatu hari salah satu dosen memberikan nasehat yang masih teringat selalu “jika kamu mau mempelajari psikologi dari sisi psikoanalisis, kamu harus punya pegangan iman dan agama yang kuat. Tentunya kamu juga harus membedakan antara ilmu psikologi dan agama.” Saat itu sempat tersirat, “sepertinya akan merasa bahwa agama itu nantinya tidak akan penting, karena sudah ada ilmu yang dapat menjawab setiap pertanyaan.” Tapi ternyata dosen lain mengatakan kembali, ilmu filsafat, psikologi masih terdapat ‘missing link’ dimana Cuma Tuhan yang tahu dan tidak akan terjawab oleh manusia.” Aku mulai mempertanyakan kenapa ada karma, kenapa setiap kita berbuat sesuatu selalu mendapat hal sama seperti apa yang kita lakukan? Siapa yang merekam semua ini?
Hingga titik balik ku di mulai pada April 2011. Aku mengikuti retret Kerahiman Ilahi di Cikanyere. Disitulah hatiku benar-benar tersentuh, ada getaran yang kuat untuk aku mau menerima segala kuasa dalam acara tersebut. Ada rasa ingin terbebas dari jeratan yang aku pun gak sadari. Bertemu dengan beberapa orang seperti Ci Novie dan Cinde, salah satu teman sepelayananku saat ini. Dari situ aku mulai merasakan kebahagiaan, ketenangan dan kedamaian diri. Hingga aku merasakan bahwa ekaristi adalah sesuatu yang sangat penting menjadi bagian dari hidupku.
Pulang dari situ, aku mulai merasa ada getaran dashyat saat menerima brosur Sekolah Evangelisasi Pribadi.. aku bertanya kepada mamaku ini kegiatan apa, karena mamaku pernah mengikutinya. Saat itu mamaku hanya bilang “kalau kamu mau ikut, ikut aja.” Melihat persyaratan, ada persyaratan untuk mengikuti Seminar hidup baru dalam Roh (SHDR). Hmm.. keinginan semakin kuat seperti aku menginginkan barang yang sudah aku idamkan sejak lama. Namun pergumulan terjadi.. Seminggu sebelum aku harus mendaftar SHDR, ada rasa malas, rasa malu, rasa takut dan bimbang. Dalam seminggu tersebut, aku selalu tidur dengan mimpi mendapat kuasa keselamatan dari Yesus. Dia yang terasa dekat dalam hatiku. Rasanya tenang, hangat dan penuh dengan sukacita. Tapi otak logisku berpikir, “itu hanya karena aku terlalu bimbang mengambil keputusan”. Orangtuaku tidak ikut campur sama sekali untuk hal ini, mereka membiarkan aku. Hingga H-2 sebelum SHDR aku sempat ditelpon oleh panitia tapi aku masih menjawab “kalau datang langsung aja boleh? Saya takut ada acara.” Padahal acara apa yang aku lakukan, tidak ada! Paling hanya menonton TV atau bermain internet. Sampai H-1, aku memantapkan diriku untuk ikut. Aku bilang sama mamaku dan ia setuju-setuju saja. Pertama kalinya aku mengikuti kegiatan rohani sendiri, tanpa mama.
            Aku mengikuti kegiatan SHDR selama 2 hari, semakin tinggi rasa penasaranku. Hingga pencurahan roh aku lewati dan rasanya segala bebanku terangkat dan hilang begitu saja. Puji tuhan aku mendapat karunia roh kudus. Pada saat itu beban terberat aku adalah tesis profesi yang tidak kunjung selesai. Dan akhirnya aku mengikuti SEP, pesertanya kebanyakan Om dan Tante yang seusia mamaku. Pikiranku saat itu mungkin ini menjadi kelas yang membosankan, tapi ternyata aku berkenalan dengan beberapa anak muda yang usianya tidak jauh dari aku. Teman pertamaku Shinta, usianya persis sama dengan aku dan kami sama-sama menganggur saat itu. Dan Ray, ia selisih beberapa tahun lebih muda dari aku. Pada akhir kelas di hari pertama aku, aku pernah di dekati dengan seorang anak muda.. hmm.. Cinde. Ia menawariku untuk ikut pelayan untuk muda-mudi dengannya. Kegiatan mereka disetiap minggu siang. Aku sempat melewati beberapa pertemuan karena masih ada rasa malas ini. Kemudian Shinta mengajak aku untuk datang lagi ke acara tersebut dan aku rasa, aku harus mencoba datang untuk pertemuan mereka. Sambutan yang sangat baik. Pertama kalinya aku merasa disambut baik dan menikmati kegiatan ini. Hingga sampai pada pelantikan pelayan persekutuan doa. Aku merasa hidupku semakin seimbang dan setiap beban yang aku lewati hanya sebuah cobaan untuk mengisi buku kehidupanku dan aku lebih dapat merasa sabar dan pasrah dengan Yesus. Puji Tuhan! Saat itu, tesisku pun berjalan, aku dapat menyelesaikannya dengan baik. Setiap menghadapi permasalahan aku lebih bisa sabar, rasa empatiku meningkat dan saat aku menyikapi permasalahan dari aspek psikologis semua terasa lebih nyaman, hidupku penuh dengan sukacita.
            Kehidupan imanku semakin berkembang. Sampai pada saat kelulusanku menghadapi sidang tesis. Dan tragedi besar yang menimpa keluargaku. Aku dengan mudah recover dari kejadian menyakitkan itu. Papaku harus meninggalkan kami semua. Rasanya saat itu adalah saat terberat. Namun karena rasa pasrahku, rasa yakin bahwa Yesus punya rencananya, aku yang tampak tegar hanya bisa menyerahkan ini semua pada Yesus. Life must go on. Dan aku selalu yakinkan kepada Yesus pada Ia punya sesuatu yang indah nantinya. Satu hal yang aku sempat renungkan, papaku meninggal saat sudah mengetahui aku dinyatakan lulus dari ujian profesiku, menurutku hal tersebut sudah cukup membuatnya bahagia. Saat itu pun papaku harusnya berangkat ke kantor namun Puji Tuhan, ia meninggal ketika masih dirumah, sehingga kami masih dapat melihatnya saat ia benar-benar pergi. Semua orang yang berkunjung mengatakan “papa kamu meninggalnya enak, gak sakit parah dan tidak menyusahkan orang lain.” Awalnya mendengar itu ada rasa teriris sakit, kenapa gak sekalian aja papa gak usah meninggal. Namun saat aku merenungkan sendiri “Tuhan selalu memberikan waktu dan tempat yang tepat.” Komunitas yang aku ikuti memberikan setiap penghiburan, mengisi hati keluarga kami yang kosong dengan rasa cinta. Aku tetap selalu pasrah dengan setiap kehidupan yang dijalani dan lagi-lagi Tuhan memiliki waktu yang tepat!
Selama prosesi kepergian papa, hingga penguburan abu jenazah papa 2 minggu setelah ia meninggal aku tidak mendapatkan panggilan kerjaan apapun. Tepat pada hari aku mau menguburkan abu papa, 1 perusahaan yang bergerak di dunia pendidikan memanggil aku dan meminta aku mengisi form lamaran, aku meminta untuk dapat di pending 3 hari kedepan. Saat itu harapan terbesar aku adalah aku  berkerja di Garuda Indonesia. Setalah pemakaman, aku dan saudaraku berangkat ke Jogja untuk mampir ke Ganjuran, aku mengucap syukur atas panggilan pekerjaan ini dan pihak perusahaan pun mau menunggu hingga form aku isi. Aku berdoa di Candi mahakudus Ganjuran. Saat aku turun dan akan melanjutkan doa, aku memengang tasku dan rasanya ada yang bergetar, aku segera mengecek handphoneku, tepat! Ada nomor dengan kode area jakarta menelpon aku. Dan itu adalah GARUDA INDONESIA. Rasa bahagia langsung berkecamuk dalam hatiku. Aku dipanggil untuk mengikuti seleksi tahap ke 2, tahap 1 merupakan seleksi CV. Setelah telpon dari GIA aku tutup,  seling 2 menit ada nomor lain yang menelpon aku dengan kode area jakarta. Dan panggilan kerja lain di salah satu biro konsultasi di Jakarta. Tuhan memberikan berkatnya pada waktu yang tepat!
Hingga akhirnya aku bergumul dan membiarkan tuhan menuntunku mengambil keputusan yang terbaik untuk pekerjaanku. Aku akhirnya masuk ke Surya University dan banyak hal yang aku pelajari disana. Hingga aku dikirim pada 4 tempat dalam waktu kurang dari 1 tahun; Serui, Makassar, Aceh dan Ambon. Puji Tuhan! Cerita perjalananku pun pada daerah-daerah tersebut ada di cerita lain pada blog ini, dimana tangan Tuhan lagi-lagi bekerja untuk hidupku. Hingga sampai saat ini berkat tuhan selalu ditambahkan untukku setiap harinya dan aku boleh dipercayakan melayani pada Persekutuan Doa YPC St. Gregory.
Sekian sharing singkat ini, semoga menjadi berkat bagi teman-teman yang membacanya. Silakan tunggu cerita-cerita selanjutnya pada blog ini J God bless..


By: Melodycathz


Tuesday, April 15, 2014

Ulang tahun

Setiap org pasti pernah mengalami masa ultahnya yg menyenangkan di usia 3 -5 tahun.. masa2 yg selalu dinanti diusia tersebut... hadiah, kue, pesta dgn teman... sangatttt menyenangkan.. bahkan tidak jarang juga ada anak yg ingin merayakan ultahnya 2x dalam setahun.. hal tersebut akupun pernah alami... Menantikan hadiah terindah dr orangtua.. Saat ini tidak sedikit anak yang diajak ortunya untuk memilih sendiri kue ulang tahunnya.. Anak perempuan ygsenang dengan tokoh kartun favoritnya atau princess, anak laki-laki yg juga memilih tokoh kartun favorit, club bola favorit atau karakter hero tertentu.. Anak2 selalu ingin cepat dewasa saat mereka ulang tahun.. ingin cepat remaja dan bekerja.. hahah...

Aku mengalami masa itu sekitar 25 tahun lalu... menantikan hari ulangtahun karena hadiah dari kakak, orangtua, teman bahkan pembantu rumahku yg tidak pernah lewat untuk memberikanku hadiah ultah.. Mamaku yg selalu mempersiapkan kue ultah untuk anak2nya... menyenangkan... yaaa, sangat menyenangkan..

Yaa, itulah yg dialami anak2 diusia tahun itu.. namun bagaimana dengan ulang bagi yang usia sudah 25 tahun keatas apakah ingin cepat bertambah usia lagi sebagaimana ia kecil? Tidak! Haha

Semenjak aku menginjakkan kaki diusia 23 tahun aku mulai berpikir bukan  lagii ingin cpt dewasa tapi rasanya pengen melompati ulang tahun.. hihihi... aku mulai hanya merenung di hari ultahku... apa sih yg udah aku lakukan selama 23 tahun hidup di dunia ini... apa yg sudah aku berikan kepada dunia ini terutama untuk kehidupanku.. hahaha...

Apa yg dilakukan pada H-1 ultah jika dl disaat msh kecil kita pasti sdg mempersiapkan kue, pesta? Perjalananku ke Jakarta diantara kemacetan aku akhirnya merenung apa aja sih udah aku lakukan selama 28 tahun minus 1 hari ini... hmm.. target2 apa aja sih yang belum tercapai sama sekali.. hmm, msh banyak ternyata.. banyak hal yng belum tercapai maksimal di usia 28 thn ini.. hehe.. Rasanya semakin enggan buatku melewati hari ultah aku.. tanggung jawab tentunya lebih besar lagi.. semakin besar juga tuntutan utk segera melanjutkan kehidupan bersama dengan pasangan.. hahaha... (curcol).. Tapi apapun, bagaimanapun, hari ultah tidak bs dilewati tanpa menambah usia.. Happy bday to my self... never stop dreaming!

By: MelodyCathz

Thursday, November 14, 2013

My First Job!

(Late Posting)

Lewati dua bulan setelah meninggalnya papa, waktunya aku juga move on! Aku mulai bekerja di Surya University. Ya, dunia pendidikan. Mungkin memang benar kata pepatah “Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.” Kedua orangtuaku terjun di dunia pendidikan dan aku mengencam mereka tidak mau mengikuti jalan mereka untuk terjun ke dunia pendidikan. Namun, Takdir berkata lain (hahaha), panggilanku tetap tidak jauh dari dunia pendidikan. Beberapa tempat kerja menjadi pertimbanganku, namun disinilah aku menetapkan keputusanku untuk memulai bekerja. Dan saat aku masuk ke sini, sebagian besar sahabat, rekan kerja, mahasiswa papaku semua ada disini. Wow! Aku dengan mudah menyapa mereka, beramah-tamah dengan mereka. Rasanya senang bisa tetap membina tali silahturahmi yang baik dengan rekan-rekan papa. Namun, ada rasa yang kurang. Aku tidak bisa bercerita dengan papa, walaupun mungkin papa sedang melihat dari surga. Tapi aku merasa tidak puas dengan tidak bercerita kepada papa. Tiap malam yang kulakukan adalah berdoa dan meminta Tuhan menyampaikan pesanku “Pa, aku ketemu sama om ini, om itu, kenalan sama bekas mahasiswa papa. Ternyata sempit ya dunia ini, pa.”
Hingga suatu hari aku bertemu dengan salah satu mahasiswa papa. Kami berkenalan dan akhirnya dengan mudah ia mengenali aku sebagai anaknya Bpk. Kaswadji. Hahaha. Akhirnya kami mulai membina percakapan dengan baik. Dan ia mengatakan papaku sering menceritakan banyak hal mengenai aku, keluarga kami, betapa bangganya papa memiliki seorang anak yang sedang melanjutkan S2. Saat itu aku yakin papa sedang melihat kami dan dengan sisi humorisnya dia meledek aku “tuhkan, masuk dunia pendidikan juga dehhh..” hahha. Lelucon yang kami lontarkan dalam pembicaraan. Hal yang menyenangkan adalah, aku lebih bisa mengenal lebih lagi sosok papaku di dunia pendidikan. Betapa ia dihormati dan dihargai.
Salah satu rekan kerja papa pun bilang aku benar-benar mengikuti jejak papa di dunia penelitian dan senang bermain dengan biota laut. Papaku yang selalu hidup dengan dunia kelautannya dan dunia penelitian dan ternyata memang menempel di aku. Tentunya dibarengi dengan mamaku juga yang mengambil jurusan yang sama. Thanks Dad for being my Inspired!



By: MelodyPiano