Tuesday, May 20, 2014

Life transformation in God


Akhirnya hati tergugah untuk mengupload dan sharing mengenai perkembangan iman dari nol hingga meningkat layaknya seseorang sedang menaiki anak tangga. Awalnya aneh saat ingin mencoba menuliskan pengalaman rohani yang mungkin tidak banyak orang tertarik membaca, walaupun tentunya ada satu atau dua orang yang diselamatkan dengan membaca cerita ini. Kisah yang aku alami mungkin bukan kisah dashyat seperti orang2 lain, kisah yang mungkin biasa tapi mengubah 100% kehidupanku. Dan membuat aku yakin juga Yesus ini selalu ada beserta kita. Setelah pembelajaran dari lokakarya yang diadakan pada KONVENDA IX di Cimacan, Puncak dengan pemateri Brother Jungky Junanto. Thanks for ko Jungky yang uda memberikan materi "Kamu dan Saya dalam Kasih-Nya" Quote yang aku ambil adalah Masing-masing anggota bertumbuh kesegala arah, tidak hanya dalam rohani tapi juga dalam aspek kehidupan sehari-hari (karier, pekerjaan, jodoh, keluarga, dsb)”. Pada sharing kali ini aku mau berbagi tentang kebaikan Tuhan dalam memberikan berkat pada perkejaanku. 
Setiap orang sering mengalami masa2 dimana kita merasa Tuhan itu gak pernah ada disaat susah, sehingga mempertanyakan “Tuhan itu kemana sihh? Tuhan tuh ada gak sih? Tuhan itu katanya gak pernah memberi cobaan lebih dari kemampuan kita, Mana buktinya?” hal ini pasti pernah terjadi pada setiap orang secara gak sadar. Sama! Aku pernah mengalami hal ini, membuat aku akhirnya menjadikan gereja hari minggu adalah kewajiban yang harus dijalankan, bukan kebutuhan untuk mengisi rohani. Lama-lama semua terasa kosong. Terlebih saat masa-masa aku kuliah di S1, rasanya ke gereja itu karena takut dimarahin mama, takut ntar dapat bencana dari Tuhan. Akhirnya ke gereja menjadi suatu paksaan. Berdoa pun hanya sekadar mengucap terimakasih dan meminta sesuatu. Tentunya permintaanlah yang paling banyak. :D Saat-saat itu pun mulai ditawarkan untuk mengikuti kegiatan rohani namun melihat para aktivis yang merokok, minum-minum, akhirnya males untuk bergabung dan semakin mempertanyakan Tuhan. Kenapa Tuhan mengijinkan orang-orang yang berlabel “aktivis rohani” tapi malah merusak badannya sendiri. Kekosongan dalam rohani aku rasakan hingga studiku berlanjut ke S2. Hal sama pun terulang, merasa kewajiban menjalani agama yang orang tua turunkan melalui sakramen baptis dari aku masih kecil. Mamaku sempat mengajak aku mengikuti acara karismatik dan aku tidak bisa enjoy mengikutinya, malas, dan merasa sangat berisik.
Hingga suatu hari salah satu dosen memberikan nasehat yang masih teringat selalu “jika kamu mau mempelajari psikologi dari sisi psikoanalisis, kamu harus punya pegangan iman dan agama yang kuat. Tentunya kamu juga harus membedakan antara ilmu psikologi dan agama.” Saat itu sempat tersirat, “sepertinya akan merasa bahwa agama itu nantinya tidak akan penting, karena sudah ada ilmu yang dapat menjawab setiap pertanyaan.” Tapi ternyata dosen lain mengatakan kembali, ilmu filsafat, psikologi masih terdapat ‘missing link’ dimana Cuma Tuhan yang tahu dan tidak akan terjawab oleh manusia.” Aku mulai mempertanyakan kenapa ada karma, kenapa setiap kita berbuat sesuatu selalu mendapat hal sama seperti apa yang kita lakukan? Siapa yang merekam semua ini?
Hingga titik balik ku di mulai pada April 2011. Aku mengikuti retret Kerahiman Ilahi di Cikanyere. Disitulah hatiku benar-benar tersentuh, ada getaran yang kuat untuk aku mau menerima segala kuasa dalam acara tersebut. Ada rasa ingin terbebas dari jeratan yang aku pun gak sadari. Bertemu dengan beberapa orang seperti Ci Novie dan Cinde, salah satu teman sepelayananku saat ini. Dari situ aku mulai merasakan kebahagiaan, ketenangan dan kedamaian diri. Hingga aku merasakan bahwa ekaristi adalah sesuatu yang sangat penting menjadi bagian dari hidupku.
Pulang dari situ, aku mulai merasa ada getaran dashyat saat menerima brosur Sekolah Evangelisasi Pribadi.. aku bertanya kepada mamaku ini kegiatan apa, karena mamaku pernah mengikutinya. Saat itu mamaku hanya bilang “kalau kamu mau ikut, ikut aja.” Melihat persyaratan, ada persyaratan untuk mengikuti Seminar hidup baru dalam Roh (SHDR). Hmm.. keinginan semakin kuat seperti aku menginginkan barang yang sudah aku idamkan sejak lama. Namun pergumulan terjadi.. Seminggu sebelum aku harus mendaftar SHDR, ada rasa malas, rasa malu, rasa takut dan bimbang. Dalam seminggu tersebut, aku selalu tidur dengan mimpi mendapat kuasa keselamatan dari Yesus. Dia yang terasa dekat dalam hatiku. Rasanya tenang, hangat dan penuh dengan sukacita. Tapi otak logisku berpikir, “itu hanya karena aku terlalu bimbang mengambil keputusan”. Orangtuaku tidak ikut campur sama sekali untuk hal ini, mereka membiarkan aku. Hingga H-2 sebelum SHDR aku sempat ditelpon oleh panitia tapi aku masih menjawab “kalau datang langsung aja boleh? Saya takut ada acara.” Padahal acara apa yang aku lakukan, tidak ada! Paling hanya menonton TV atau bermain internet. Sampai H-1, aku memantapkan diriku untuk ikut. Aku bilang sama mamaku dan ia setuju-setuju saja. Pertama kalinya aku mengikuti kegiatan rohani sendiri, tanpa mama.
            Aku mengikuti kegiatan SHDR selama 2 hari, semakin tinggi rasa penasaranku. Hingga pencurahan roh aku lewati dan rasanya segala bebanku terangkat dan hilang begitu saja. Puji tuhan aku mendapat karunia roh kudus. Pada saat itu beban terberat aku adalah tesis profesi yang tidak kunjung selesai. Dan akhirnya aku mengikuti SEP, pesertanya kebanyakan Om dan Tante yang seusia mamaku. Pikiranku saat itu mungkin ini menjadi kelas yang membosankan, tapi ternyata aku berkenalan dengan beberapa anak muda yang usianya tidak jauh dari aku. Teman pertamaku Shinta, usianya persis sama dengan aku dan kami sama-sama menganggur saat itu. Dan Ray, ia selisih beberapa tahun lebih muda dari aku. Pada akhir kelas di hari pertama aku, aku pernah di dekati dengan seorang anak muda.. hmm.. Cinde. Ia menawariku untuk ikut pelayan untuk muda-mudi dengannya. Kegiatan mereka disetiap minggu siang. Aku sempat melewati beberapa pertemuan karena masih ada rasa malas ini. Kemudian Shinta mengajak aku untuk datang lagi ke acara tersebut dan aku rasa, aku harus mencoba datang untuk pertemuan mereka. Sambutan yang sangat baik. Pertama kalinya aku merasa disambut baik dan menikmati kegiatan ini. Hingga sampai pada pelantikan pelayan persekutuan doa. Aku merasa hidupku semakin seimbang dan setiap beban yang aku lewati hanya sebuah cobaan untuk mengisi buku kehidupanku dan aku lebih dapat merasa sabar dan pasrah dengan Yesus. Puji Tuhan! Saat itu, tesisku pun berjalan, aku dapat menyelesaikannya dengan baik. Setiap menghadapi permasalahan aku lebih bisa sabar, rasa empatiku meningkat dan saat aku menyikapi permasalahan dari aspek psikologis semua terasa lebih nyaman, hidupku penuh dengan sukacita.
            Kehidupan imanku semakin berkembang. Sampai pada saat kelulusanku menghadapi sidang tesis. Dan tragedi besar yang menimpa keluargaku. Aku dengan mudah recover dari kejadian menyakitkan itu. Papaku harus meninggalkan kami semua. Rasanya saat itu adalah saat terberat. Namun karena rasa pasrahku, rasa yakin bahwa Yesus punya rencananya, aku yang tampak tegar hanya bisa menyerahkan ini semua pada Yesus. Life must go on. Dan aku selalu yakinkan kepada Yesus pada Ia punya sesuatu yang indah nantinya. Satu hal yang aku sempat renungkan, papaku meninggal saat sudah mengetahui aku dinyatakan lulus dari ujian profesiku, menurutku hal tersebut sudah cukup membuatnya bahagia. Saat itu pun papaku harusnya berangkat ke kantor namun Puji Tuhan, ia meninggal ketika masih dirumah, sehingga kami masih dapat melihatnya saat ia benar-benar pergi. Semua orang yang berkunjung mengatakan “papa kamu meninggalnya enak, gak sakit parah dan tidak menyusahkan orang lain.” Awalnya mendengar itu ada rasa teriris sakit, kenapa gak sekalian aja papa gak usah meninggal. Namun saat aku merenungkan sendiri “Tuhan selalu memberikan waktu dan tempat yang tepat.” Komunitas yang aku ikuti memberikan setiap penghiburan, mengisi hati keluarga kami yang kosong dengan rasa cinta. Aku tetap selalu pasrah dengan setiap kehidupan yang dijalani dan lagi-lagi Tuhan memiliki waktu yang tepat!
Selama prosesi kepergian papa, hingga penguburan abu jenazah papa 2 minggu setelah ia meninggal aku tidak mendapatkan panggilan kerjaan apapun. Tepat pada hari aku mau menguburkan abu papa, 1 perusahaan yang bergerak di dunia pendidikan memanggil aku dan meminta aku mengisi form lamaran, aku meminta untuk dapat di pending 3 hari kedepan. Saat itu harapan terbesar aku adalah aku  berkerja di Garuda Indonesia. Setalah pemakaman, aku dan saudaraku berangkat ke Jogja untuk mampir ke Ganjuran, aku mengucap syukur atas panggilan pekerjaan ini dan pihak perusahaan pun mau menunggu hingga form aku isi. Aku berdoa di Candi mahakudus Ganjuran. Saat aku turun dan akan melanjutkan doa, aku memengang tasku dan rasanya ada yang bergetar, aku segera mengecek handphoneku, tepat! Ada nomor dengan kode area jakarta menelpon aku. Dan itu adalah GARUDA INDONESIA. Rasa bahagia langsung berkecamuk dalam hatiku. Aku dipanggil untuk mengikuti seleksi tahap ke 2, tahap 1 merupakan seleksi CV. Setelah telpon dari GIA aku tutup,  seling 2 menit ada nomor lain yang menelpon aku dengan kode area jakarta. Dan panggilan kerja lain di salah satu biro konsultasi di Jakarta. Tuhan memberikan berkatnya pada waktu yang tepat!
Hingga akhirnya aku bergumul dan membiarkan tuhan menuntunku mengambil keputusan yang terbaik untuk pekerjaanku. Aku akhirnya masuk ke Surya University dan banyak hal yang aku pelajari disana. Hingga aku dikirim pada 4 tempat dalam waktu kurang dari 1 tahun; Serui, Makassar, Aceh dan Ambon. Puji Tuhan! Cerita perjalananku pun pada daerah-daerah tersebut ada di cerita lain pada blog ini, dimana tangan Tuhan lagi-lagi bekerja untuk hidupku. Hingga sampai saat ini berkat tuhan selalu ditambahkan untukku setiap harinya dan aku boleh dipercayakan melayani pada Persekutuan Doa YPC St. Gregory.
Sekian sharing singkat ini, semoga menjadi berkat bagi teman-teman yang membacanya. Silakan tunggu cerita-cerita selanjutnya pada blog ini J God bless..


By: Melodycathz


Tuesday, April 15, 2014

Ulang tahun

Setiap org pasti pernah mengalami masa ultahnya yg menyenangkan di usia 3 -5 tahun.. masa2 yg selalu dinanti diusia tersebut... hadiah, kue, pesta dgn teman... sangatttt menyenangkan.. bahkan tidak jarang juga ada anak yg ingin merayakan ultahnya 2x dalam setahun.. hal tersebut akupun pernah alami... Menantikan hadiah terindah dr orangtua.. Saat ini tidak sedikit anak yang diajak ortunya untuk memilih sendiri kue ulang tahunnya.. Anak perempuan ygsenang dengan tokoh kartun favoritnya atau princess, anak laki-laki yg juga memilih tokoh kartun favorit, club bola favorit atau karakter hero tertentu.. Anak2 selalu ingin cepat dewasa saat mereka ulang tahun.. ingin cepat remaja dan bekerja.. hahah...

Aku mengalami masa itu sekitar 25 tahun lalu... menantikan hari ulangtahun karena hadiah dari kakak, orangtua, teman bahkan pembantu rumahku yg tidak pernah lewat untuk memberikanku hadiah ultah.. Mamaku yg selalu mempersiapkan kue ultah untuk anak2nya... menyenangkan... yaaa, sangat menyenangkan..

Yaa, itulah yg dialami anak2 diusia tahun itu.. namun bagaimana dengan ulang bagi yang usia sudah 25 tahun keatas apakah ingin cepat bertambah usia lagi sebagaimana ia kecil? Tidak! Haha

Semenjak aku menginjakkan kaki diusia 23 tahun aku mulai berpikir bukan  lagii ingin cpt dewasa tapi rasanya pengen melompati ulang tahun.. hihihi... aku mulai hanya merenung di hari ultahku... apa sih yg udah aku lakukan selama 23 tahun hidup di dunia ini... apa yg sudah aku berikan kepada dunia ini terutama untuk kehidupanku.. hahaha...

Apa yg dilakukan pada H-1 ultah jika dl disaat msh kecil kita pasti sdg mempersiapkan kue, pesta? Perjalananku ke Jakarta diantara kemacetan aku akhirnya merenung apa aja sih udah aku lakukan selama 28 tahun minus 1 hari ini... hmm.. target2 apa aja sih yang belum tercapai sama sekali.. hmm, msh banyak ternyata.. banyak hal yng belum tercapai maksimal di usia 28 thn ini.. hehe.. Rasanya semakin enggan buatku melewati hari ultah aku.. tanggung jawab tentunya lebih besar lagi.. semakin besar juga tuntutan utk segera melanjutkan kehidupan bersama dengan pasangan.. hahaha... (curcol).. Tapi apapun, bagaimanapun, hari ultah tidak bs dilewati tanpa menambah usia.. Happy bday to my self... never stop dreaming!

By: MelodyCathz