Tuesday, July 5, 2016

Our Story...


Rasanya gak kerasa ya kalau hubungan kami akan berlanjut pada jenjang yang lebih lanjut.. Seperti baru aja kemarin kami kenalan, jadian, dan betul-betul saling mengenal satu sama lain. Awal Perkenalan kami dimulai sejak tahun 2006. Waktu yang amat sangat lama dan kami kembali kontak pada tahun 2013.. Pertama perkenalan kami saat kami masih duduk di bangku kuliah. Tidak ada yang menyangka atau bermimpi apapun. Kami hanya menjalani aktivitas sebagai mahasiswa-mahasiswa. Dia yang aktif di BEM fakultasnya dan aku aktif di BEM fakultasku sendiri, hingga suatu hari Kegiatan kami berlangsung pada waktu yang bersamaan, sehingga banyak koordinasi yang harus dilakukan oleh kami. Awal pertemuan dan perkenalan itu bukanlah hal yang menyenangkan awalnya. Si cowok yang selalu dingin dan judes dengan tanggapan yang sinis juga. Tapi koordinasi harus tetap dilakukan. Setelah kegiatan kami masing-masing berakhir dengan lancar, pada akhirnya kami sering berkomunikasi melalui Handphone, meet-up. Waktu itu jaman provider Esia yang menyediakan telpon murah berjam-jam. Telponan kami berlanjut pada meet-up setiap hari sabtu sore untuk berangkat Gereja bersama. Kami selalu pergi ke Gereja berjalan kaki dari kostku sampai ke Gereja, cukup menyenangkan pada saat itu.. Kami bisa sambil berbincang dan bercanda. Kami pun beberapa kali keluar bersama untuk makan di daerah kost maupun ke mall.

Namun itu semua berlangsung kurang-lebih 6 bulan hingga akhirnya kami berpisah jauh dan tidak pernah kontak lagi hingga akhirnya kami punya pasangan masing-masing. Padahal cukup banyak yang Dia mau lakukan seperti mengenalkanku pada orangtuanya, mengajak aku pergi bersama orangtuanya, namun itu semua belum terjadi hingga perpisahanan kami. Setelah itu aku sering bertemu dia dengan pasangannya pergi ke Gereja bareng dan bertemu di kampus. Tapi semua itu berlalu begitu saja hingga akhirnya periode Facebook muncul. Akhirnya kami bertemu lagi dan sempat saling memberikan pesan untuk bertukar pin BB dan no hp. Hanya sebatas itu, selanjutnya tidak ada yang memulai menghubungi satu sama lainnya.
Hingga suatu saat kami mulai berkomunikasi singkat seperti menanyakan kabar dan dia bilang kalau dia akan melanjutkan sekolah spesialis bedah ke Jerman. Hehe.. jauh yaaa.. kalau aku sih gak ngarep-ngarep ke Jerman, keterima di Jakarta aja udah syukurr.. hahaha.. 

Tahun 2009 aku mulai memasuki dunia S2 Profesi dan beberapa kali aku masih berpapasan dengan dia di Kampus. Akhirnya kami sempat berkomunikasi melalui BBM, dia menanyakan apa kegiatanku di Kampus. Aku ceritain kalau aku sedang ambil S2 Profesi. Akhirnya komunikasi kami hanya sepotong-sepotong dan beberapa kali menggunakan media twitter untuk saling me-tweet. Pada tahun 2011 aku tahu kalau di tugas ke Jawa tengah dari twitternya, sering posting tugas PTT di kota kecil, Gombong.. Okey itu memang kota kecil. Tapi aku udah pernah dengar kota tersebut sebelumnya karena Kakak kelas di Kost ku ada yang berasal dari Gombong, tidak terlalu kaget tentunya. J
Awal 2013, papaku meninggal, aku pasang status BBM aku dengan RIP Dad.. Dia langsung merespon dengan cepat menanyakan kabarku, kenapa papaku meninggal, dan mengucapkan bela sungkawa dan permohonan maaf dia tidak bisa ke Bogor. Tentunya bukan harapan besar untukku, karena posisi dia sendiri ada di Gombong dan aku bukan bagian penting dari kehidupannya. Dari situ dia mulai berkomunikasi secara intens beberapa kali hingga akhirnya aku mulai masuk kerja di Surya University. April 2013, dia semakin intens menghubungi aku untuk bercerita, curhat dan ngobrol masalahnya dengan mantannya yang terakhir, mereka gagal struggle dengan LDR. Sampai pas Mei 2013, aku dikirim ke Papua, Dia liat status BBMku dan langsung berusaha mengkontak aku, walaupun signal sulit dan hanya bisa mendapat signal saat diluar hotel, maka aku baru membalasnya malam hari saat rombongan kami makan malam. Inilah awal perhatian dia sama aku. Dia cemas aku berada di Papua dan mengingatkan aku terus untuk minum Resocin (salah satu obat malaria). Beberapa kali pun ia berusaha meraih ku dengan pesan yang dikirim melalui BBM, namum karena terbatasnya koneksi handphone, makan aku pun tidak bisa menghabarinya setiap kali.

Saat aku transit satu malam di Biak, aku mendapat hotel yang cukup mewah dan kemudian aku mendapatkan koneksi baik untuk wifi dan signal handphone. Aku kirimkan salah satu hasil jepretan ku di pada saat di suatu pulau di Papua. Dari situlah intensitas kami terus berlanjut.. Hingga akhirnya banyak pesan-pesan manis yang masuk ke BBM ku hampir tiap hari. Perhatian dan semangat yang terus dia berikan kepadaku akhirnya membawanya mengungkapkan apa yang dia masih rasakan sama aku. Tentunya bukan hal yang sulit seperti mengenal satu sama lain dari awal. Karena awalnya kami memang sudah pernah kenal. Ada perubahan dari dirinya, dia lebih sering bercanda dan tertawa, tidak seperti dulu yang masih kaku dan dingin. Tata bahasanya berubah dan tampak lebih bijak dalam berbicara, aku rasa karena beban profesi yang ia pegang juga, sehingga menuntutnya berubah menjadi lebih baik dari dulu.

Waktu terus bergulir walaupun bisa dikatakan pendekatan kami ini sangat amat singkat hingga aku jadian dengan dia. Hingga pada bulan Juli 2013, dia memutuskan diri untuk pulang ke Jakarta untuk bertemu dengan aku dan memastikan perasaannya padaku. Walaupun dia sudah pernah bilang di telpon bahwa sekali dia memutuskan diri untuk bersama dengan orang yang ia pilih berarti sudah seterusnya dia akan serius, tapi untuk aku, bukan hal mudah saat kami hanya terus menerus berkomunikasi lewat telpon apalagi kalau memulai suatu hubungan tidak melihat mukanya langsung.. Tentunya tidak ada di kamus kehidupanku.. hahaha.. Finally, setelah 2x dia mengutarakan perasaaanya kepadaku di bulan Mei dan Juni, dan masih terus aku pending jawabannya karena aku ingin langsung bertemu dengan dia terlebih dahulu. Karena awalnya aku takut kami masih dibayangi oleh pelarian dari mantan kami masing-masing. Dan tanggal 25 Juli 2013 kami akhirnya berkomitmen dengan meneguhkan hubungan kami lebih serius. Tentunya sekarang lebih serius dan fokus pada masa depan kami nantinya.


Akhirnya merasakan pacaran ala LDR.. Jakarta-Gombong. Tentunya sama seperti hubungan pacaran dengan yang lain, ada berantem, ada mesra, ada nangis-nangis kangen. Tapi itulah suatu bumbu pacaran. Banyak hal yang kita lalui bersama.. dari masalah menghadapi sikap dan sifat buruk dan baik masing-masing, beradaptasi dengan pola beban profesi yang dianut. Tentunya profesi Dia lebih berat dari aku. Walaupun sama-sama bisa dituntut hukum tapi mungkin aku masih belum 100% terjun pada profesiku untuk bekerja mandiri. Dari situ akhirnya tercetus lah Medical - Psychological Philosophy by Us, 2013 : “if a doctor need a life safer, there will be a psychologist beside him for safe his life and if a psychologist need a self healer there will be a doctor will heal her...”
Beban profesi kami yang sangat berat yang masih saling mengandalkan satu sama lain. Harapan kami adalah kami dapat saling melengkapi.


Kami jalani hari-hari kami dengan komunikasi melalui smartphone, webcam atau apapun yang tetap menjaga komunikasi kami berdua. Pada bulan Oktober 2013, aku mengadakan kunjungan ke Gombong untuk melihat situasi Gombong dan  sekaligus jalan-jalan. Ini pertama kalinya aku naik kereta sendirian dari Jakarta melalui Jalur Selatan, pemandangan ternyata memang seindah yang banyak orang ceritakan, jalur kereta yang berkelok-kelok dan memotong bukit tentunya menjadi teman seperjalanan walaupun saat itu tampak sedikit kering. Akhirnya setelah kurang lebih 4 bulan kami pacaran, orang tuanya meminta berkenalan denganku. Baiklah, semoga menjadi suatu pintu gerbang yang baik. Ya, kami tetap berlanjut dan mulai memikirkan masa depan.

Sampai di tahun 2014, Dia sempat menawarkanku untuk ikut bekerja di Gombong sebagai HRD. Tentunya dilema besar untukku tapi memang sudah sangat sulit jika kami mau meniti masa depan bersama namun tidak pernah mengetahui keseharian yang nyata. Dan mamaku diberitahu oleh dia tentang rencananya mengajak aku ke Gombong tentunya di sambut perasaan dilematis juga oleh mamaku. Dia pun pamit ijin pada orangtuanya. Akhirnya aku mencoba memasukkan lamaran pada bulan Agustus 2014. Dan lamaranku di proses pada bulan Oktober 2014 hanya sekadar panggilan untuk wawancara, mamaku masih ikut mengantarku, yah dapat dipahami orangtua yang punya anak cewek bontot satu-satunya. Dan aku diminta kembali datang pada bulan November 2014. Ya, tentunya waktu yang cukup singkat untuk mempersiapkan segala hal. Dan cusss! Here i Come to Gombong..... kali ini mamaku gak ikut lagi. Karena dirasa sudah pernah melihat secara langsung bagaimana kota Gombong itu.


Mei 2015, akhirnya aku dilamar resmi oleh keluarganya. Baiklah statusku berubah menjadi tunangan. Dan segera ditentukan tanggal pernikahanku di bulan Mei 2016. Hmm.. Cukup lama tampaknya tapiii saat dijalani ini sangat mepet dengan kondisi kami yang diluar kota. Yep! Seperti pasangan pada umumnya, stressor dalam persiapan cukup tinggi, dimana kami punya keinginan masing-masing, ortu juga punya mimpi mereka sendiri, kami harus bisa meletakan pemikiran kami agar terjadi win-win solution. Kami mencari vendor by searching internet dari berbagai layanan jasa wedding, input dari teman, saudara ataupun pengalaman orang. Apapun kami usahakan sebaik mungkin.
Dannn... a year past!
April 2016, aku mulai cuti diluar tanggungan untuk mempersiapkan hari spesialku. Ritual Sangjitan, Midodareni aku lewati semua hingga pesta pernikahan di Bogor dan Jakarta yang amat menguras tenaga (cerita ini akan dibahas di posting lain). Dan... enggg inggg engg! My new status Married to Nikolas Edwin. Wow!! Its just like a dream come true.. And now i must struggle with a new life with a new status...
See you in the others post.. Enjoy...


-MelodyCathz-

Yearly past... :)

Hi there...!! Finally disempetin dan dipaksa buat nulis lagi.. Kalau gak dipaksa kayaknya gak bakalan bisa sempet dan niat untuk posting tulisan lagi.. hehehe...

Saat ini, banyak perubahan paska 1 tahun lalu nulis di blog.. Perubahan yang signifikan adalah status.. I'm already married now.. hehehe Status sudah berubah menjadi seorang istri.. Rasanya canggung saat mengenalkan diri sebagai status menikah.. Tapi inilah tahapan perkembangan yang pada manusia yang harus dilewati. Next story bakal lebih di ceritain gimana persiapan sampai akhirnya awal permulaan kehidupan sebagai suami-istri  :D

See you on next post....

-MelodyCathz-